Apakah kalian masih ingat pada waktu pertama kali
masuk SMA? Sudah tentu kalian akan mengalami keadaan
yang berbeda dengan keadaan saat masih di SMP. Banyak
hal yang harus dipelajari, seperti kebiasaan-kebiasaan dan
norma-norma yang berlaku di SMA.
Setiap anggota baru dari kelompok (masyarakat) harus
mempelajari kebiasaan melalui suatu proses yang dinamakan
sosialisasi (socialization). Jadi, untuk bisa dianggap sebagai
anggota masyarakat, seseorang harus mempelajari kebiasaankebiasaan
anggota masyarakat yang lain.
Secara sederhana, sosialisasi dapat diartikan
sebagai sebuah proses seumur hidup yang
berkenan dengan bagaimana individu mempelajari
cara-cara hidup, norma, dan nilai sosial
yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat
berkembang menjadi pribadi yang bisa diterima
masyarakat.
Proses sosialisasi diawali dari lingkungan
keluarga atau kelompok yang ada di sekitar
kehidupannya. Proses sosialisasi menjadikan
seseorang tahu dan memahami bagaimana
seseorang menjalankan hak-hak dan kewajiban
berdasarkan peranan-peranan yang dimilikinya.
Berikut ini beberapa definisi sosialisasi menurut para ahli,
sebagai berikut.
a. Koentjaraningrat
Proses sosialisasi adalah proses belajar yang dialami
individu sejak masa kanak-kanak sampai masa tuanya. Ia
belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan
segalamacam individu sekeliling yang mengembangkan aneka
peran sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
b. Peter Berger
Proses sosialisasi adalah suatu
proses di mana seorang anak belajar
menjadi seseorang anggota yang
berprestasi dalam masyarakat.
c. Charlotte Buhler
Proses sosialisasi adalah proses
yang membantu individu-individu
belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana
cara hidup dan berfikir kelompoknya
agar dia dapat berfungsi dalam
kelompok.
2. Tujuan Sosialisasi
Sosialisasi sebagai suatu proses
sosial mempunyai tujuan sebagai berikut.
a. Memberikan keterampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan seseorang untuk melangsungkan
kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
b. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi
secara efektif dan mengembangkan kemampuan
untuk membaca, menulis, dan bercerita.
c. Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik
melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d. Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan
pokok yang ada pada masyarakat.
3. Tahap-Tahap Sosialisasi
Dalam pergaulan di masyarakat, seseorang harus melakukan
penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Perubahan
lingkungan dapat menyebabkan terjadinya tindakan seseorang
karena terjadi penerapan nilai-nilai dan norma yang berbedabeda.
Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang
hidup manusia, mulai masa kanak-kanak, remaja, dewasa
sampai ia meninggal dunia.
Menurut George Herbert Mead, bahwa sosialisasi yang
dilakukan seseorang melalui tahapan yang tidak sempurna.
Contoh: kata “Bapak” yang diajarkan pada anak balita diucapkan
“Bap”, lama-kelamaan anak bisa mengucapkan
kata bapak dan memakai makna kata bapak
sesuai dengan kenyataan yang dialaminya.
a. Persiapan (prepatory stage)
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam
sosialisasi yang dilakukan oleh manusia. Pada tahap ini
dimulai sejak manusia lahir di dunia. Sejak saat itulah
seseorang sudah memiliki persiapan untuk melakukan
tindakan sesuai dengan lingkungan.
b. Tahap meniru (play stage)
Pada tahap ini anak mulai mampu meniru secara
sempurna. Tahap meniru ini juga disebut tahap bermain.
Pada tahap ini kesadaran bahwa dunia sosial manusia
berisikan orang-orang yang jumlahnya relatif banyak sudah
mulai terbentuk. Pada tahap ini anak mengenal “significant
other” yaitu orang-orang di sekitarnya yang dianggap
penting bagi pertumbuhan dan pembentukan diri, misal:
ayah, ibu, kakak, pengasuh, kakek, nenek, yang sering
berinteraksi dengannya.
Contoh: seorang anak kecil selalu meniru apa yang dikerjakan
orang di sekitarnya dan menerima apa yang
sudah dilihatnya.
c. Tahap siap bertindak (game stage)
Pada tahap ini peniruan yang dilakukan seseorang
mulai berkurang digantikan oleh peranan yang secara
langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Pada
tahap ini kemampuan menempatkan dirinya pada posisi
orang lain mulai meningkat sehingga memungkinkan adanya
kemampuan bermain secara beregu. Pada tahap ini partner
interaksinya makin banyak, hubungan pun makin
kompleks. Kemantapan diri pada tahap ini jauh lebih tinggi
dari tahap-tahap sebelumnya. Peraturan-peraturan yang
berlaku di luar keluarganya secara bertahap mulai dipahami.
Pada tahap ini mulai siap menjadi partisipan aktif
dalam masyarakat.
Teman sebaya sangat berpengaruh pada game stage,
karena dengan teman sebaya seseorang mulai mengenal
dan berinteraksi dengan dunia di luar keluarga.
d. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized other)
Pada tahap ini manusia/seseorang disebut sebagai
manusia dewasa. Dia bukan hanya dapat menempatkan
dirinya pada posisi orang lain, tetapi juga dapat bertenggang
rasa dengan masyarakat secara luas. Seseorang telah
menyadari pentingnya peraturan-peraturan sehingga
kemampuan bekerja sama menjadi mantap. Dalam tahap
ini, manusia telah menjadi warga masyarakat dalam arti
sepenuhnya.